Minggu, 31 Oktober 2021

Review Buddy AKSI UNTUK SOLUSI

 Sudah memasuki review lagi, kali ini review jurnal ke 6, Aksi untuk Solusi.

Buddy saya adalah mbak Yulianti Kalsum Rahman, dan alhamdulillah sekali saya dihubungi terlebih dahulu oleh beliau, terimakasih mbak Yuli, salam kenal saya Resti Utami yang akan mereview jurnal mbak Yuli.

Ketika membuka jurnalnya, terlihat sekali sudah sangat jelas da terstruktur, mengenai pengembangan pribadi gadis belia pra akil baligh.

Bagaimana kita selaku orang tua yang mempunyai anak segera memasuki usia pra akil baligh.

Better Footstep mengangkat masalah Pengembangan Pribadi gadis pra akil baligh terkait fitrah perannya sebagai perempuan muslim yang sedang berada dalam masa pubertas yang penuh gejolak


Role dan task, roadmap, 3 bidang penting dalam pengembangan pribadi, Roadmap yang jelas, adanya field trip, Gantt Chart, to do list dan Hunting. Semuanya sudah terstruktur untuk mempersipkan remaja pra akil balihg.

Berikut templatenya.







Sabtu, 16 Oktober 2021

Jurnal 6 Aksi

 Di jurnal Aksi ini saya dan suami lebih ke berdiskusi bersama mengenai hal-hal apa saja yang akan dilakukan untuk identifikasi masalah yang sudah dipilih.

Mengingat ini adalah PR kami khususnya saya pribadi maka project ini adalah lebih ke proses kami sebagai orangtua dalam membersamai anak-anak.

Setiap hari kami berdiskusi mengenai manajemen emosi kami, jika masih masih marah meledak-ledak maka di evaluasi lagi.

Seperti harus upgrade ilmu, memahami diri, berdamai dengan luka pengasuhan masa lalu, dan saya dapatkan di ig nya anak ibu Elly Risman, disini saya seperti menemukan sahabat walau via online tapi feed feednya sangat positif untuk manajemen emosi diri.

Dan kami akan terus berproses karena semua ini tidak mudah, tapi ketika kami belajar dan berusaha tentu akan ada hasilnya.




Pilihan Hidup

 Hai hai assalamualaikum tergelitik rasanya menuliskan beberapa episode hidup 1 bulan kebelakang.

Baik kita mulai yah apa sih? Yang membuat pilihan itu jatuh pada yang dituju.

Alhamdulillah semoga tulisan ini bermanfaat.

Akhir Agustus 2021, saya menerima informasi lowongan pekerjaan sebagai tenaga pengajar disebuah sekolah swasta islam terpadu, terbersit didalam hati keinginan untuk mengajar, dan suami mengiyakan.

Prosesnyapun tidak lama, setelah memasukkan lamaran via email, 2 hari kemudian saya dipanggil untuk tes tulis dan interview, sejujurnya sempat merasa kurang PD dengan usia dibanding dengan freshgraduated, namun didalam diri yakin dengan potensi diri tentunya keyakinan dari Allah yang membuat diri berani dan melalui prosesnya, seperti interview, tes mengaji, tes mengajar.

Kalau kita yakin Allah juga akan memberi jalan. Dan ternyata alhamdulillah saya yang keterima. 

Namun ada hal yang tidak kami pertimbangkan, perasaan gadis kecil shalihah kami, mungkin kaget dengan dunia daycare, orang asing dan lain sebagainya.

Hati saya merasa tercabik setiap hari melihat tangisnya, tak jarang sayapun ikut menangis, bahkan setiap malam saya bersimpuh, tak kuat tetesan air mata jatuh diatas sajadah.

Memohon petunjuk, yah saya hanyalah manusia biasa, mungkin disisi lain saya ingin aktualisasi diri saya, tapi entah mengapa menurut saya perasaan gadis kecil ini yang harus saya rasakan juga.

Tak perduli dan pikir panjang akhirnya pilihan hidup harus saya jalani kembali, memilih kembali diranah domestik membersamai gadis kecil yang akan saya obati hatinya.

Terserah anggapan orang apa, yang pasti inilah kelak yang akan saya pertanggungjawabkan dihadapan sang Illahi.

Jika suatu saat saya dihadapkan kembali dengan pilihan hidup, bekerja diranah publik atau domestik, saya rasa semuanya baik, cuma butuh kesiapan saja.

Semoga suatu saat semuanya akan siap, saya siap, anak-anak siap. 

Tentunya untuk menentukan pilihan hidup ini setelah melalui proses bermunajat pada Allah yah benar ISTIKHARAH. 

Teman jika kita dihadapkan dengan pilihan, mendekatlah kepadaNYA Sang Pemilik pengambil keputusan yang adil dan benar. 

Barakallahufiik 

Bahagia selalu wahai diri yang terus berjuang setiap hari menjadi ibu yang lebih baik lagi, aamiin 

Sore hari 

15.34

Sabtu





Minggu, 10 Oktober 2021

Grand Parenting 3 Ibu Elly Risman S.Psi

 MENDENGAR AGAR ANAK BERBICARA 

BERBICARA AGAR ANAK MENDENGAR 

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺


Bissmillah Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 


Alhamdulillah Alhamdulillahi ahyana Bada amata wailaihinnusyur.

Robbi zidni ilma warjuqni fahma 

Robbighfirli Waliwalidayya Warhamhuma kama Robbayani Shogiro.

Puji dan syukur semoga selalu kita panjatkan kehadirat Allah Robbul izzati.

Semoga Shalawat dan Salam selalu tercurah kepada Baginda Alam Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam.  Shallalahu alaih, Aamiin 

Pagi ini akan membuat rangkuman materi yang saya terima, dan saya simak, parenting bersama Ibu Elly Risman, dengan Tema diatas, yang sangat menarik dan tentunya tantangan yang pasti dilewati setiap para orangtua dalam mendidik anak-anaknya. 

Baik hal pertama yang ibu Risman jelaskan kemarin, ibu memberikan pembuka dan point yang dapat adalah :

1. Menjelaskan peran kita sebagai orangtua

2. Bagaimana caranya kita selaku orangtua mengasuh anak dengan benar.

3. Bukan mertua, ayah, ibu kita yang ada pada diri suami atau istri dalam mendidik anak.

Contohnya : pola asuh ortu kita hadir saat kita mendidik anak, misal luka pengasuhan tidak dihargai, nah itu akan hadir juga saat mendidik anak.

4. Jika ibu tidak bahagia maka jangan harap isi rumah bahagia, anak dan suami.

5. Tidak bisa sendiri merubah komunikasi dirumah, harus dengan pasangan. Bila terkecualian yah suaminya meninggal, atau LDM.

6. Negara tanpa Ayah 

Ya betul seorang ayah yang hanya mementingkan mencari nafkah semata, tanpa hadir mendampingi putra putrinya.

Baik lanjut ke 13 Kekeliruan Dalam berkomunikasi : saya share yah picturenya.


13 Kekeliruan Berkomunikasi Adalah :

1. Berbicara terburu-buru

2. Nada Bicara Tinggi

3. Tidak Membaca Bahasa Tubuh dan Tidak Mendengar Perasaan

4. Selalu Menggunakan 12 Gaya Populer

5. tidak Menyadari Akibatnya Bagi Anak

6. Mengapa? Tidak Mengenal Diri Sendiri

7. LUPA SETIAP ANAK UNIK

8. BEDA! LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

9. BEDA! KEBUTUHAN DAN KEMAUANNYA

10. TIDAK MENDENGAR AKTIF

11. SELAKU PAKAI PESAN KAMU - BUKAN PESAN SAYA

12. TIDAK MEMISAHKAN MASALAH SIAPA

13. TIDAK BEKERJASAMA MEMECAHKAN MASALAH.

Kiat memperbaiki komunikasi kita.

Point 1. 



Yu kenali kenapa kita berbicara terburu-buru?

Contoh hari belum bermula anak-anak masih bingung.

Misal di pagi hari sudah berapa kalimat perintah yang diucapkan dalam 1x berbicara.

Kenapa terburu-buru?

Biar cepat didengar 

Sibuk kerja 

Biar langsung dikerjakan.

Nah ternyata semua itu SALAH.

DAMPAKNYA :

- Cepat marah, capek 

- anak ga akan ingat apa yang kita bicarakan 

- anak akan gitu lagi mengulangi 

- tidak akan didengar oleh anak.

APA YANG HARUS DILAKUKAN?

SOLUSINYA ADALAH 

* Semuanya harus dipersiapkan terlebih dahulu, sebelum memulai hari sekolah misal hari jumatnya, belanja bersama menyiapkan menu sarapan apa yang akan dimakan besok hari, kegiatan apa yang akan dikerjakan.

Seorang ibu memulai hari harus disertai ibadah, mengaji dan membuat agenda untuk anak-anaknya. 

2. MENGAPA BICARA DENGAN NADA TINGGI 



- Biar didengar  

- Sudah emosi 

- Anak tidak mendengar 

- dll 

DAMPAKNYA ADALAH 

* Kena Mental Anak 

* Anak tidak PERCAYA DIRI 

* ANAK TIDAK FOKUS 

CARA SUPAYA TIDAK BICARA DENGAN NADA TINGGI :

1. SIAPKAN MENTALNYA 

Seperti halnya dipoint 1 mempersiapkan kegiatannya, ini tergantung dari usia anaknya.

2. TARIK NAFAS LALU TERSENYUM 

Tempatkan jari kita diujung sisi pipi, kemudian tersenyum sampai batas jari kita.

Karena saat kita tersenyum batang otak akan mengeluarkan hormon agresifitas atau hormon serotoni yaitu hormon mengurangi emosi.

Mengajarkan Konsekuensi logis vs Konsekuensi alamiah

Contoh : 

Ketika mau sarapan dengan burger, tetapi tidak ada mayonasenya, anak-anak lupa padahal dicatatannya ada, maka konsekuensinya sarapan burger tanpa mayonase, tidak harus membeli atau menyuruh membeli, biarkan dia menjalani konesekuensinya.

Atau anak lupa membawa buku pelajaran, jangan diantar kesekolah, biarkan anak menjalani konsekuensinya. 

3. Baca Bahasa tubuh

Membaca bahasa tubuh ini adalah poin penting, karena sebelum kita menyampaikan sesuatu, kita harus mengetahui bahasa tubuhnya.

Misal 

Pulang sekolah, jangan langsung diperintah, buka baju, makan, sholat.

Biarkan anak rileks sebentar.

Bertanya :

Kenapa ngantuk ya?
Misal tidak mau makan, Bosen ya? (Maaf ya besok mamah masak kesukaan kaka) JANGAN SUNGKAN UNTUK MEMINTA MAAF KEPADA ANAK)

Persaan Itu Perlu 3D :

1. Dikenali 
2. Diterima
3. Dihargai 


Konsep dirinya Kempot
 Seperti ilustrasi gambar dibawah ini

1. Harga diri
2. Konsep diri
3. Kepercayaan diri

Semakin banyak pujian, pelukan, penghargaan dll maka anak akan semakin banyak berbuat positif tetapi sebaliknya.

Misal anak jadi main sosmed, melampiaskan semuanya ke sosmed, sama halnya seperti orang dewasa, jika lingkungan sekitar tidak mendukungnya tidak dihargai oleh keluarganya, mertuanya, pasangannya, dll.
Maka curhatnya akan ke sosmed .




4. Akibat kita menggunakan 12 Gaya Populer :

1. Anak akan berontak 

2. Anak setress 

3. Anak tidak anak mendengarkan 

4. Anak tidak PD




12 Gaya populer sering sekali digunakan oleh para orang tua :

Seperti contoh MELABELI

DASAR ANAK MALAS, ANAK TIDAK PINTAR

Terlalu lama menggunakan 12 kata itu akibatnya anak akan MEMENDAM SETRESS YANG DALAM. 

Dan anak tidak akan RESPECT PADA KITA
Tidak akan mendengarkan, HANYA MENGELUARKAN 2KATA SAJA jika diajak komunikasi TERSERAH MAMAH, IYA IYA.
 Bisa dilihat gambar dibawah ini.


Jiwa anak-anak dan kita seperti PIANO.

Jika not 1 hilang maka bunyinya tidak akan indah, semakin banyak not yang hilang maka piano akan mengeluarkan bunyi yang sedikit sesuai bunyi not, tetapi jika not bunyi lengkap maka piano akan mengeluarkan nada yang indah. 

Sama halnya seperti jiwa anak kita.


Yuu kenali diri anda sendiri

Tidak dipungkiri pola pengasuhan orangtua kita dulu dari suami atau istri akan kita bawa ketika kita mengasuh anak-anak.

Nah sekarang bagaimana pola pengasuhan yang akan kita terapkan bersama pasangan.

Jangan membawa pola asuh orangtua kita yang tidak baik.

Bicarakan dengan pasangan pola pengasuhan seperti apa yang akan kita terapkan, misal pola pengasuhan agar anak mau terbuka, selalu memeluk anak, berkomunikasi yang baik dengan anak, quality time bersama anak, dll.

Kenali diri kita masing-masing, introspeksi pola pengasuhan selama ini.
Mau berubah dan memperbaiki.
Setiap anak itu UNIK jangan pernah MEMBANDINGKAN ANAK YANG SATU DENGAN YANG LAINNYA.

Lihat saja ketika ribuan sperma bertemu sel telur, didalamnya itu ada ratusan GEN bahkan ribuan. Ada banyak gen yang terdapat didalam diri anak kita.


Buatlah dan tuliskan KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ANAK, jika anak kita 5 buat 5 kertas. Seperti dibawah ini.

Panggil anak dengan KELEBIHAN ANAK, misal AYO ANAK MAMAH YANG RAJIN CUCI PIRING.

BEDAKAN ANTARA ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN.

Termasuk dari perlakuan, dekatkan anak laki-laki dengan ayah karena kelak akan menjadi Imam.

Dekatkan anak perempuan dengan ibunya karena kelak akan menjadi seorang ibu.

Membedakan KEMAUAN DAN KEBUTUHAN PADA ANAK.

CONTOH :  Ketika anak ingin membeli sesuatu, tanyakan untuk apa, manfaatnya apa, jika hanya sebatas kemauan jangan di belikan, karena anak tidak akan menghargainya, misal setelah membeli sepatu mahal seharga 500rb, eh sepatunya ditinggal begitu saja disekolah, tidak menghargai pembelian barang yang sudah dibelinya, jadi itu hanya kemauan semata bukan kebutuhan.

Yu ikutin kata-kata Ibu
Memgenai Pesan Saya bukan pesan anak.

Mamah/papah merasa .... Kalau kamu .... Karena .....

Contoh dari saya :

AA, MAMI SEDIH KALAU AA MAIN TERUS, NANTI AA HAFALANNYA LUPA.

DD MAMI SEDIH KALAU DD MAIN HAPE TERUS KARENA NANTI MATA DD SAKIT.




Memahami masalah siapa?
Contoh jika masalah kita

Anak belum mengerjakan PR tapi kita sudah marah-marah, marah-marahnya itu masalah kita, maka coba selesaikan dulu.

Contoh lagi jika anak berebut mainan dengan adiknya, tanyakan dulu biarkan mereka menyelesaikan masalahnua sendiri.

Ada yang butuh perhatian kita, ada yang tidak butuh juga perhatian kita, biarkan anak MANDIRI DAN bertanggungjawab.


Tanyakan pola pengasuhan pasangan kita ketika dia kecil, bagaimana orangtuanya memperlakukan dia, itulah saat ini yang akan dia lakukan saat mengasuh anak.

Solusinya berbicara bersama pola pengasuhan seperti apa yang akan diterapkan dikeluarganya sekarang.




INTINYA

PERBAIKI KOMUNIKASI DENGAN ANAK, 

HILANGKAN 12 GAYA POPULER DENGAN ANAK.

SETIAP ANAK UNIK JANGAN MEMBANDINGKAN 

MEMAHAMI BAHASA TUBUH PALING PENTING KARENA 55%, NADA SUARA 38% DAN KATA-KATA 7%

BUAT KESEPAKATAN POLA PENGASUHAN BERSAMA PASANGAN.

PERSIAPKAN DIRI MENJADI IBU DAN ORANGTUA.

TANAMKAN KEBIASAAN BAIK PADA ANAK.



❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

SEKIAN TERIMAKASIH 

JIKA ADA KESALAHAN MOHON DIMAAFKAN 

SAYA HANYALAH SEORANG IBU YANG MASIH TERTATIH DAN TERUS BELAJAR MENJADI IBU BAHAGIA, DAN LEBIH BAIK LAGI.

Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat khususnya pengingat untuk diri saya.

Dan kelak bisa menjadi pahala AMAL JARIYAH UNTUK SAYA, AAMIIN

#PARENTING

#IBUELLYRISMAN

#MENDENGARAGARANAKBERBICARA

#BERBICARAAGARANAKMENDENGAR

#IBUBAHAGIA

#POLAPENGASUHAN



























Selasa, 05 Oktober 2021

Review Buddy Identifikasi Aksi

 Sudah masuk review jurnal 5, bertemu kembali dipasangkan dengan Mbak Yulia Eka, dari Malang.

Yang mempunyai identifikasi masalah manajemen emosi, sama halnya seperti saya, Mbak Yulia dengan Timnya Eunoia sedangkan saya bersama suami saya.

Manajemen emosi ini memang yah PR setiap para ibu, menentukan Highlight dan Key identifikasi, supaya lebih efektif.

Baik berikut adalah template dan review untuk buddy saya mbak Yulia.

Semoga berkenan yah Mbak, semuanya sudah sangat baik dan tersusun rapih.




#reviewbuddy
#jurnal5
#identifikasiaksi
#ibuprofesiona
#darirumahuntukdunia
#ibupembaharu


Menjalani Hari Hari Seru

 3 bulan sudah terlewati, pasca melahirkan, menyusui, begadang sesekali, melewati berbagai macam cerita seru, sedih, ribet dan menyenangkan,...