Selasa, 13 September 2022

Jurnal Syukur 13-14 September 2022

 Membuat jurnal syukur mulai jadi kebiasaanku saat ini, mengapa harus?karena menurutku penting, lebih ke mensyukuri yang sudah dilewati hari ini dengan apa saja yang sudah Allah berikan, tidak insecure dengan nikmat orang lain, tidak uring-uringan, karena merasa cukup dan ternyata nikmat qta banyak.

Di 2 hari ini, mulai dari Allah membangunkanku kembali saja sudah nikmat yang tak bisa terbayar, bayangkan jika malam tadi adalah malam terakhir kita menghirup udara dunia, tak akan ada lagi berburu ridho Allah, menjalani aktifitas biasanya, loh kan lelah?memang iya tapi kan memang namanya juga hidup, Allah menghidupkan kita ya untuk mengumpulkan kembali bekal karena Allah.

Itu baru 1 nikmat, bagaimana jika sampai sore kita telaah satu persatu yah, jadi saya tulis disini inti yang membuat kita semakin bersyukur atas karunia Allah pada hari ini.

Memasak, menyiapkan bekal sekolah setelah membersamai murojaah bada qiyamul lail, ya tentu membangunkan albie terlebih dahulu, caranya sudah saya tulis. 

Masih sambil komat kamit iya sekali, mengingatkan murojaah ayoo, karena lanjut nundutan, you know nundutan? Tidur lagi dikursi.wkwk

Saya rasa samua ibu sama rutinitas pagi ya menyiapkan sarapan, dll

Setelah itu mengantar sekolah, kebetulan saya diamanahi mengantar anak tetangga 2 cewek shalihah, dan itupun rezky yang harus disyukuri, selain dapat cuan tentunya, ya semoga Allah catat sebagai amal baik, aamiin

Ohiya sorenya lanjut les anak2 sholeh, tahsin, tahfidz, ini juga amanah, karena ketika orang sudah percaya berarti atas ijin Allah. 



Senin, 12 September 2022

Jurnal Syukur 12 Agustus 2022

 Alhamdulillah sambil tarik nafas hembuskan lalu tersenyum.

Nikmat yang sering terlewat, walau hanya kecil namun efeknya sangat berarti, menjalani episode setiap harinya yang penuh dengan tantangan.

Kali ini mencoba membuat jurnal syukur, untuk diri sendiri, efeknya juga saya rasakan, bagaimana kita bersyukur atas nikmat yang Allah berikan mulai dari membuka mata, bayangkan jika mata tidak terbuka kembali, kita tidak bisa menjalani kehidupan hari ini dan seterusnya.

Terbangun di pagi hari, Allah membangunkan kita untuk segera melaksanakan ibadah, menyambut hari dengan perbanyak doa, sholat malam, bersimpuh dihadapan Allah, kita hanyalah hamba yang tak luput dari meminta, memohon dan berpasrah atas segala yang akan terjadi dihari ini, dari mata hari terbit sampai terbenam.

Bersyukur di hari senin ini, Allah membangunkanku setiap pagi, sejuknya dan heningnya suasana qiyamul lail.

Sampai sore hari banyak sekali rezky yang Allah berikan, terkadang rezky itu kita artikan yang nampak, seperti uang, makanan, padahal nikmat sehat, mendengar, melihat, adalah rezky yang tak terlihat dan sering terlupa. 

Menutup sore hari ini, dengan dikirimnya menu iftar brownis manis dari sahabat dan menu makanan berat dari mamah mertua. Nikmat apalagi yang harus membuatku membandingkan kehidupan dengan yang lain, cukuplah rasa syukurku kepadaMu Rabb.

Fabiayyi aala irobbikuma tukadzibaan

Alhamdulillah alhamdulillah alhamdulillah









Perjalanan di titik ini

Sudah sampai di titik ini saja tidak menyangka, bertahan sejauh ini menjalani berbagai macam fenomena kehidupan, ujian silih berganti tetapi...