Kamis, 07 Mei 2020

Sejuknya embun pagi


Menatap langit hanya ada hitam dan secercah cahaya bulan yang menyinari kegelapan, bersiap untuk pulang kerumah kami, dengan jarak yang tidak begitu jauh dari rumah bapak, kurang lebih 5 kilometer. 
Membereskan semua yang harus dibawa,  termasuk baju kotor yang harus dicuci seplastik besar,  huf rasanya tidak jauh dari cucian dan setrikaan. (mengehela nafas panjang) 

Ya saya, suami dan anak-anak,  harus bulak balik menemani bapak dan adik bungsu,  bergantian dengan adik kedua saya,  pagi ini giliran kami yang pulang. 

Sepertinya albie masih ngantuk sekali,  sehabis sholat shubuh,  langsung bergegas ke mobil,  dan langsung tertidur lagi, begitupun dengan si kecil yang masih terlelap yang harus saya bopong diangkut pindah ke mobil. 

Di sepanjang jalan masih sepi padahal ini sudah pukul 05.00 pagi,  sepertinya kebiasaan untuk tidur kembali setelah sahur banyak yang menjalankannya,  tetapinada juga yang bersiap mencari nafkah berperang dengan dinginnya pagi,  dari kejauahan saya lihat ada pasar pagi walaupun masih sepi dan belum rakai sekali,  saya tanya kepada suami 'pih mami belanja sekarang,  apa nanti sore atau siang anter kepasar? ', jawabnya 'sekarang aja, ' mobil langsung menuju pinggir jalan. 


Kebingungan kembali menghampiri jika berada dipasar,  'ah apa saja yang harus ku beli dan menu masakan apa yang akan ku masak hari ini?,' 'hayu teh bade meser naon?, ' lamunanku bubar,  ibu pedagang ayam bumbu,  ikan lele,  emas,  dll, menawarkan dagangannya,  baiklah saya beli beberapa potong paha ayam dan ikan lele yang sudah dibumbuin,  simpek praktis tinggal goreng. 

Terlihat sebagian pedagang menggelarkan dagangannya,  ada yang belum datang,  ada yang masih merakit besi untuk mejanya. 

Disaat pandemi pagi ini masih sepi dan sejuk belum ramai orang berbelanja, sebagian ada satu dua orang termasuk saya, tapi para pedagang tidak menggunakan masker.  Mungkin masih hal tabu dan tidak nyaman.  
 
Terimakasih pagi yang indah,  aku bersyukur pagi ini Allah masih memberikanku nafas dan kesehatan,  semoga selalu dalam lindungannya kapanpun dan dimanapun,  aamiin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perjalanan di titik ini

Sudah sampai di titik ini saja tidak menyangka, bertahan sejauh ini menjalani berbagai macam fenomena kehidupan, ujian silih berganti tetapi...